15 Mei 2008

Ain di dalam Nur

riadahmu antara lalang-lalang yang ditarikan
cuaca rindu mengalir salju di seluruh tubuh tak terhenti jika akhirnya kauselak jendela mimpi tak ada sesiapa selain nazim yang berbisik di dalammu. dengarkan senyap sayap menjelajahi ruang raung yang kaudengarkan si tuli di perbukitan itu. Dia adalah dia tak menjadi kau yang mendengar dengarmu, kaudengarkah dengarku
seperti pandangku di dalam pandangmu
tidak di mataku?

di dalam nur di perbukitan nur ‘ain menyelinap.


[Sinar Sirna, 2006]