rimba telah menjadi tubuh yang menenggelamkan kata merimbun aksara cinta. menakluk teluk hayat memunggah sepi yang tak pernah selesai hadir dan berulang. berlangsung kekerdilan di dalam gaung agung, kesatuan yang tak terbongkar, keindahan yang berselubung hijab di hadapan sungai waktu melepaskan daun-daun wangi mengalir jauh ke negeriMu.
[Sinar Sirna, 2006]