itu yang saudara pandang pada saat-saat cemas menatang wajah yang dikerdutkan waktu, itu yang saudara jeling setiap detik ingin mencapai tingkat kecantikan antik, saudara kejar dan daki selagi nafas masih wajar menggetarkan nafas kulit, nafas lirikan mata dan nafas keinginan yang satu: dunia anggun
itu yang saudara lihat hari-hari yang dihadiri masih ada ruang walaupun sempit, suatu waktu saudara tersepit oleh waktu, namun masih ada tempatnya menjelirkan jelingan, mengimbas bibir, hidung, rambut, dahi bahkan segala yang ada di wajah mencermini kehidupan terarah
cermin itu ada pada dirimu tapi saudara tidak akan melihatnya jika tidak merasakan kehadiran hati setiap waktu saudara menjeling-jeling pada cermin, saudara tidak bisa menjeling-jeling ke dalam cermin di dalam diri. pernahkah saudara mencermin kalbu atau kalbu menjeling ke arah dirinya, atau iman mencermini kejatian imannya, atau keinsafan memantulkan wajah keinsafan itu dan memancar dan menjalar ke seluruh saraf diri lalu terimbas pada cermin, akhirnya melihat diri saudara di dalam dua cermin dalam satu kewujudan!